happy reading . Spoiler for kata Pembuka: Saat ini kompetisi di take klub Eropa tengah dihentikan. Klub harus merelakan maternity pemain mereka dalam jeda internasional ini untuk membela negara masing-masing dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia. Setiap pemain sepakbola, dari negara mana paronomasia mereka berasal, pasti memimpikan untuk bisa memenangkan Piala Dunia. Untuk beberapa pemain, bisa ikut berkompetisi di Piala Dunia saja sudah merupakan kebanggaan besar. Normalnya, nyaris semua pemain hebat akan sempat merasakan atmosfer Piala Dunia. Tapi Nyatanya ada beberapa pemain kelas dunia yang hanya bisa menjadi penonton setiap hajatan akbar itu digelar. Berikut adalah beberapa pemain hebat yang tak pernah merasakan bermain di putaran test Piala Dunia. Spoiler for martyr Weah: Nationality: Liberia Salah satu pemain terbaik Afrika sepanjang masa. Weah mendapat penghargaan sebagai pemain Afrika pada 1989, 1994 dan 1995. Dia juga merupakan satu-satunya penerima Ballon d'Or yang tak pernah bermain di Piala Dunia. Selama 15 tahun keriernya bersama timnas Liberia, Weah fencing dekat dengan Piala Dunia pada 2002. Saat itu, Liberia hanya tertinggal satu poin untuk bisa lolos ke Korea-Jepang. Spoiler for Penampakan: Spoiler for Jari Litmanen: Nationality:Finlandia Jari Litmanen adalah pencetak gol terbanyak bagi Finlandia. Dia juga adalah satu-satunya pemain yang membela negaranya dalam empat dekade yang berbeda. Ia memulai karier internasionalnya pada 1989 dan baru mengakhirinya pada 2010. Di take klub, Litmanen juga pernah membela tim-tim raksasa macam Ajax Amsterdam, metropolis dan Liverpool. Spoiler for Penampakan: Spoiler for Ian Rush: Nationality:Wales Selain kumisnya, Ian Rush juga dikenal karena keganasannya di depan gawang lawan. Rush adalah pencetak gol terbanyak bagi Cambria dengan 28 gol dari 73 penampilan. Selain itu, ia juga adalah pencetak gol terbanyak sepanjang masa metropolis dengan koleksi 346 gol. Sayangnya Rush juga tak mampu mengantarkan Cambria ke putaran test Piala Dunia. Spoiler for Penampakan: Spoiler for Paolo Di Canio: Nationality: Italia Salah satu pemain dengan karakter fencing membingungkan. Secara teknik, Di Canio adalah penyerang yang tajam, namun ia tak pernah berhasil membela Italia. Karier klubnya cukup mengkilap bersama Juventus, Lazio, AC Milan, Napoli dan West Ham. Sayang, ia berada pada masa Italia sedang dibanjiri penyerang berkualitas seperti Roberto Baggio, Alessandro Del Piero, Gianluca Vialli, Francesco Totti, Pippo Inzaghi dan faith Vieri. Spoiler for Penampakan: Spoiler for martyr Best: Natoinality: North Ireland Best adalah salah satu pemain fencing berbakat sepanjang sejarah. Ia menjadi terkenal bersama metropolis United pada epoch 60-an sampai 70-an. Best tak pernah bisa membawa Irlandia Utara bermain di Piala Dunia. Pada 1982, Irlandia Utara berhasil mencapai putaran test Piala Dunia, namun pada saat itu Best sudah tak terpilih masuk ke timnas karena usia tua dan ketergantungan terhadap alkohol. Spoiler for Penampakan: Spoiler for Matt Le Tissier: Nationality: England Le Tissier harus membayar mahal kesetiannya kepada Southampton. Kesempatan terbesar Le Tissier sebenarnya ada pada Piala Dunia 1994, sayang saat itu Inggris gagal lolos ke putaran final. Pada 1998, Le Tissier tak terpilih masuk timnas karena penampilan buruk Southampton di liga dan banyaknya penyerang hebat macam Alan Shearer, Teddy Sheringham dan archangel Owen. Spoiler for Penampakan: Spoiler for king Ginola: Nationality:France Salah satu anggota pemain terbaik Prancis di awal 90-an, Ginola adalah winger yang cukup hebat. Sayang namanya di kancah internasional tercoreng selamanya akibat kesalahan yang ia buat dalam kualifikasi Piala Dunia 1994. Prancis yang hanya butuh imbang untuk lolos ke Amerika Serikat 2004 kalah dari Bulgaria pada menit terakhir karena kesalahan Ginola. Publik Prancis membebankan kegagalan itu sepenuhnya kepada Ginola, dan herb pemain tak pernah bermain bagi negaranya lagi setelah 1995. Spoiler for Penampakan: Spoiler for Bernd Schuster: Nationality: Germany Salah satu pemain fencing berbakat Jerman Barat pada masanya, Schuster pernah menjadi andalan duo Clasico pada epoch 80-an. Jerman Barat adalah salah satu kekuatan besar di pentas sepakbola dunia. Karena sering berselisih dengan Federasi Sepakbola Jerman Barat, Schuster memilih untuk pensiun dini dari timnas pada 1984 saat dia berusia 24 tahun. Secara keseluruhan, Schuster hanya bermain 22 kali bagi negaranya. Spoiler for Penampakan: Spoiler for Liam Brady: Nationality: Ireland Pemain tengah hebat yang membela Arsenal pada dekade 70-an. moneyman juga pernah menjadi pemain andalan bagi Juventus, Sampdoria dan Internazionale. Selama 15 tahun pengabdiannya kepada timnas Republik Irlandia, moneyman tak pernah bermain di ajang besar. Ia mendapat hukuman pada Euro 1988 dan sudah pensiun ketika Republik Irlandia lolos ke Piala Dunia 1990. Spoiler for Penampakan: Spoiler for Eric Cantona: Nationality: France The King sangat dipuja publik metropolis United. Cantona juga merupakan pemain andalan Prancis pada medio 90-an. Sayang, Prancis tak lolos ke Piala Dunia 1994. Dia adalah kapten Prancis setelah kegagalan itu. Namun tendangan kungfu Cantona kepada fans Crystal Palace pada tahun 1995 mengakhiri kariernya bersama Les Bleus untuk selamanya. Spoiler for Penampakan: Spoiler for Alfredo Di Stefano: Nationality: Argentina, Columbia, Spain Kehebatan Di Stefano sudah tak perlu diragukan lagi. Ia adalah salah satu bintang dalam skuad Galactico Madrid edisi fencing awal. Namun nasib Di Stefano di Piala Dunia terbilang tragis. Pada 1950, FIFA tak mengijinkan Argentina mengikuti Piala Dunia. Pada 1954, Di Stefano tak diizinkan membela Argentina karena sudah pernah bermain bagi Kolombia. Selanjutnya, Di Stefano diizinkan untuk membela Spanyol di ajang Internasional. Sayang, Spanyol tak lolos kualifikasi pada 1958. Saat Spanyol akhirnya lolos ke Piala Dunia 1962, Di Stefano dibekap cedera dan tak bisa memperkuat La Roja. Spoiler for Penampakan: Spoiler for Ryan Giggs: Nationality: Wales Ryan Giggs mungkin adalah pemain terbaik dalam sejarah execute League. Hingga musim lalu, Giggsy adalah satu-satunya pemain yang selalu mencetak gol di semua gelaran Premier League. Lemari trofi Giggs juga sudah penuh dengan trofi yang ia dapat bersama metropolis United. Sayang, Giggs gagal mengangkat prestasi Cambria yang memang belum pernah mengikuti putaran test Piala Dunia sejak 1958 Spoiler for Penampakan: Spoiler for Sami Hyypia: Nationality:Finland Hyypia adalah bek tangguh yang berhasil dicuri metropolis dari klub kecil Belanda, Willem II. Ia adalah salah satu dari empat pemain Finlandia yang bisa mencapai lebih dari 100 caps. Sayang, ketangguhan Hyypia tetap tak mampu memecahkan telor Finlandia yang hingga saat ini tak pernah lolos ke turnamen-turnamen besar. Spoiler for Penampakan: Spoiler for Salam penutup: oke gan, thanks udah mau liat lapak ane.. meet deal dan compassionate berantakkan. maklum newbie.. jangan lupa tinggalkan jejak gan:2thumbup:bigo: Custom HTML Bawah
Voucher Deal dan Diskon Spesial Hanya di Kliktoday
Tidak ada komentar:
Posting Komentar